Bakaran Wetan, 11 September 2024 – Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) dari Institut Pesantren Mathali’ul Falah (IPMAFA) berhasil menyelenggarakan kegiatan pengembangan batik abstrak di SDN Bakaran Wetan 01, Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati. Program ini dilaksanakan di Museum Batik Bakaran Sudewi sebagai salah satu bagian dari pengabdian masyarakat yang bertujuan untuk melestarikan budaya tradisional Indonesia, khususnya seni membatik, serta meningkatkan kreativitas siswa melalui seni batik abstrak.
Program ini menyasar siswa-siswi kelas 5 dan 6 SDN Bakaran Wetan 01. Dalam setiap sesi, mereka diajarkan berbagai tahapan proses membatik mulai dari menggambar pola, mencanting, mewarnai, hingga proses finishing. Kegiatan ini dilaksanakan tiga kali dalam seminggu, yaitu pada hari Senin, Kamis, dan Jumat. Melalui kegiatan ini, para mahasiswa KKN IPMAFA berharap siswa-siswi dapat lebih mengenal, memahami, dan mencintai warisan budaya lokal sejak usia dini.
Ibu Rustami, M.Pd., Kepala Sekolah SDN Bakaran Wetan 01, memberikan apresiasi tinggi terhadap kegiatan ini. Menurutnya, program ini tidak hanya memperkenalkan kearifan lokal kepada siswa-siswinya, tetapi juga melatih keterampilan dan kreativitas mereka. “Membatik ini sangat bermanfaat untuk memperkenalkan kearifan lokal kepada anak-anak, sekaligus melatih kreativitas mereka,” ujar Ibu Rustami.
Bapak Bagyo, salah satu guru pendamping, menambahkan bahwa pendekatan batik abstrak yang diterapkan dalam program ini memberikan ruang ekspresi yang luas bagi siswa. “Dengan adanya pengenalan batik abstrak ini, anak-anak akan bebas mengekspresikan diri saat menggambar dan mewarnai batik tanpa terikat oleh aturan pola yang baku,” katanya. Menurutnya, hal ini sangat penting untuk mendorong anak-anak mengeksplorasi ide dan imajinasi mereka secara lebih bebas dan kreatif.
Kegiatan ini direncanakan berlangsung selama beberapa minggu ke depan dengan harapan dapat menjadi program berkelanjutan. Mahasiswa KKN IPMAFA berharap melalui program ini, tidak hanya minat siswa terhadap seni tradisional dapat tumbuh, tetapi juga generasi muda dapat lebih menghargai dan melestarikan budaya warisan leluhur, khususnya seni batik yang telah diakui dunia sebagai bagian dari warisan budaya oleh UNESCO.
Dengan melibatkan anak-anak sejak dini, program pengembangan batik abstrak ini diharapkan menjadi langkah awal untuk menumbuhkan kecintaan terhadap batik dan seni tradisional. “Kami berharap kegiatan ini menjadi inspirasi untuk anak-anak agar mereka bangga dengan warisan budaya mereka dan menjadikannya bagian dari kreativitas sehari-hari,” ujar salah satu mahasiswa KKN.
Batik tidak hanya sekadar hasil seni, tetapi juga simbol kearifan lokal dan kebanggaan bangsa yang terus diwariskan dari generasi ke generasi. Melalui inisiatif ini, para mahasiswa KKN IPMAFA berharap bisa menjadi agen perubahan dalam menumbuhkan kecintaan terhadap seni batik di kalangan generasi muda.
Reporter: Chabib Khoirul Ma’sum, Mahasiswa IPMAFA Pati